Merubah Keluh Kesah Menjadi Optimisme

Oleh : Ust. Chandra Aditya

Saudara ku di dalam Al Qur’an surah Al-Ma’arij, Allaah telah menyebutkan karakter buruk yang ada di dalam diri manusia, tepat nya di dalam ayat ke 19 sampai dengan 21.

Di dalam ayat ke 19, Allaah mengatakan “Sungguh manusia diciptakan suka mengeluh”, ya manusia sering mengeluhkan apa yang dirasakannya di dalam kehidupan ini, misalnya ketika diberi nikmat sedikit mengeluh atau diberi nikmat banyak merasa kurang.

Kemudian di ayat ke 20, Allaah mengatakan “Apabila dia ditimpa kesusahan, dia berkeluh kesah”, tentu di dalam hidup di dunia ini setiap individu pasti akan merasakan sebuah ujian kehidupan, dan tentunya hal itu sangat lumrah dan wajar karena di dalam ayat yang lain pun Allaah juga banyak menyampaikan, manusia itu pasti akan di uji, entah itu dengan kesusahan, kesedihan dan juga kekurangan, namun banyak diantara manusia yang salah dalam menyampaikan keluh kesahnya, bahkan tak jarang kita jumpai di media sosial mereka menuliskan keluh kesah atas kondisi kehidupannya, seperti tanpa sadar bahwa banyak orang yang akan menyaksikannya.

Lalu di ayat ke 21 , Allaah mengatakan “Dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia menjadi kikir”, tatkala akses rezeki dibuka atau dimudahkan oleh Allaah, manusia menjadi lalai bahkan tak jarang menjadi sombong dan juga kikir.

Kisah Qorun

Bila kita melihat sejarah manusia dan karakternya seperti yang difirmankan oleh Allaah tersebut, tentu hal itu tidak jauh berbeda dengan kisah Qorun, Qorun sebelum menjadi manusia yang kaya raya hanyalah seorang yang miskin, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saja dia tidak mampu dan selalu berkeluh kesah.

Pada suatu hari karena sudah tidak tahan dengan kondisinya, Qorun mendatangi nabi Musa a.s. dan menyampaikan terkait kondisinya, Qorun kemudian meminta didoakan nabi Musa a.s. agar menjadi manusia yang kaya raya, dan dengan kekayaannya itu dia bisa lebih mendekatkan diri kepada Allaah.

Lalu nabi Musa a.s. mendoakannya dan dikabulkan oleh Allaah permintaan Qorun tersebut, Qorun menjadi manusia yang kaya raya, bahkan kunci gudang harta karun nya saja tak mampu diangkat oleh puluhan orang sekalipun.

Namun tatkala Qorun diingatkan oleh nabi Musa a.s. untuk mengeluarkan sebagian kekayaannya untuk Allaah, apa yang dikatakannya “kekayaan yang aku dapatkan ini tidak ada urusannya dengan Allaah, semua ini ku dapatkan dari hasil usaha ku sendiri dan jerih payah pikiran ku”, oleh sebab inilah karena kekikiran dan kesombongannya, Qorun ditenggelamkan ke dasar bumi bersama harta-harta nya.

Membangkitkan Rasa Optimisme

Setelah kita membaca dan mentadabburi Al Qur’an surah Al-Ma’arij ayat 19 sampai dengan 21 ini maka pahamlah kita bahwa sesungguhnya manusia mampu merubah rasa keluh kesah nya dengan rasa “optimisme”, kunci nya pada ayat yang berikutnya, Allaah menyampaikan “kecuali orang-orang yang mendirikan sholat, mereka yang tetap setia melaksanakan sholat” (ayat 22-23).

Mengapa disebutkan kecuali orang-orang yang sholat ?

* Pertama :

Orang yang selalu mendirikan sholat itu hati nya akan diliputi rasa ketenangan, menjadikan dia tidak mudah untuk berkeluh-kesah atau mengeluh. Di al Qur’an pada surah dan ayat yang lain Allaah menyampaikan “yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allaah, hanya dengan mengingat Allaah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’ad : 28).

* Kedua :

Orang yang selalu mendirikan sholat membangun hubungan yang kuat dengan Allaah, di dalam dirinya akan tertanam rasa “optimisme”, yakin di setiap kesusahan, kekurangan dan juga ujian yang dihadirkan kepada dirinya pasti akan ada jalan keluar, ada kemudahan yang akan didapatkannya, bahkan akan mendapatkan sebuah rezeki yang tidak disangka-sangka oleh nya.

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allaah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka” (QS. At-Talaq : 2-3).

* Ketiga :

Orang yang sudah terikat hubungan kuat dengan Tuhan nya, hatinya akan selalu tenang dan optimis, dia akan mampu mengembangkan potensi di dalam diri nya untuk bisa menciptakan sebuah peluang baru, dimana peluang baru ini akan bisa melepaskannya dari kesulitan atau ujian yang dihadapinya itu.

Kesimpulan

Di dalam kehidupan kita di dunia ini tentunya tidak lepas dari sebuah ujian, setiap manusia memiliki ujian yang dihadapinya masing-masing, oleh sebab itu ketika kita diuji oleh Allaah, sesungguhnya tidak pantas kita untuk berkeluh kesah, mengeluh dengan sebab ujian yang dihadirkan-Nya.

Ujian kehidupan adalah sebuah proses untuk setiap insan bisa menapaki jalan spiritual nya, membangun sebuah hubungan yang mungkin sudah lama terputus dengan Allaah, dengan menapaki jalan spiritual inilah kita harapkan akan muncul sebuah rasa “Optimisme” di dalam hidup, sehingga kita bisa mengembangkan seluruh potensi diri, agar bisa terlepas dari kesulitan ujian itu sendiri.

Maka mari kita perbaiki hubungan kita dengan Allaah, dengan selalu memperbanyak mengingat-Nya, agar tumbuh suatu “keyakinan” bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan, sehingga kita bisa “merubah keluh kesah menjadi optimisme”.

Leave Comments